Ditulis oleh: Rusdin
Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Peternakan Provinsi Sultra
Ada yang datang, ada yang pergi. Sunnatullah-nya memang begitu. Manusia bergerak, berpindah, sesuai waktunya.
Kita mengambil hikmah dari setiap mereka.
Ada yang hadir untuk memberi pelajaran, bahkan ada juga yang hadir untuk melatih kita menunjukkan versi terbaik diri kita.
Jenderal Andap. Saya biasa memanggil beliau seperti itu. Mendampingi beliau sebagai ‘pembantu’ mengurusi sub sektor Tanaman Pangan dan Peternakan di Provinsi Sulawesi Tenggara, banyak ilmu dan ibroh luar biasa yang beliau wariskan.
Saya menulis ini sembari mengabarkan padi-padi yang menguning, daun-daun yang melambai dari hamparan musim yang ditangkap jendela kamera.
Saya juga menceritakan perihal jalan-jalan usaha tani yang menyapa sawah-sawah, desa-desa yang damai, penyokong lumbung pangan kita.

Jenderal Andap, sosok Pemimpin yang sudah selesai dengan dirinya sendiri.
Di awal kepemimpinannya, ia memetakan 8 (delapan) isu strategis utama dan kiat penanganannya.
Dan ia telah menjawab dengan langkah-langkah konkret dan nyata yang menghasilkan berbagai capaian yang signifikan.
Ia selalu hadir dalam setiap kesulitan yang dihadapi oleh Petani. Salah satu ucapannya pada sebuah pertemuan, akan selalu saya ingat; “Bertani bukanlah sekadar menumbuhkan tanaman, melainkan menjaga proses kehidupan”
Di tahun 2024, Sulawesi Tenggara berhasil menduduki peringkat keempat nasional kategori kenaikan produksi padi tertinggi. Ini menakjubkan. Di tengah keterbatasan sumber daya, terlebih di masa pandemi, Sulawesi Tenggara berhasil survive, bahkan tergolong berhasil.
Ini adalah buah dari perhatian beliau dalam membangun prasarana serta memberi bantuan sarana pertanian.
Selamat berpindah tugas, Jenderal Andap. Sehat selalu dan teruslah menebar manfaat. (**)
Redaksi
Komentar