JAKARTA, BENTALA.ID – Pj Gubernur Sulawesi Tenggara (Sultra), Andap Budhi Revianto, menghadiri Rakornas Percepatan Penurunan Stunting yang dibuka langsung oleh Wakil Presiden, Ma’ruf Amin, di Jakarta (04/09/2024). Rakornas ini merupakan langkah strategis pemerintah dalam menekan angka stunting di Indonesia, yang menjadi salah satu tantangan utama dalam sektor kesehatan.
Rakornas diawali dengan laporan Menko PMK Muhadjir Effendy, yang juga sebagai Wakil Pengarah Program Percepatan Penurunan Stunting. Dalam laporannya, Menko PMK menyebutkan bahwa angka prevalensi stunting di Indonesia telah mengalami penurunan sebesar 9,3 persen dalam lima tahun terakhir.
“Stunting mencapai angka 30,8 persen pada 2018, saat ini angkanya 21,5 persen pada 2023,” ujar Menko PMK.
Menko PMK menjelaskan bahwa upaya pemerintah meliputi pengadaan alat kesehatan, pemberian makanan tambahan, serta pelaksanaan intervensi secara serempak di berbagai daerah.
“Perhatian khusus harus fokus diberikan untuk meningkatkan akurasi data, kualitas kader kesehatan, dan integrasi program, serta intervensi pada kelompok usia 6-23 bulan dan daerah yang prevalensi stunting masih tinggi,” ungkap Muhadjir Effendy.
Lebih lanjut, Muhadjir Effendy menegaskan perlunya peningkatan kapasitas SDM dan penajaman anggaran di daerah-daerah prioritas untuk memastikan program berjalan efektif dan tepat sasaran.
“Meskipun kami telah melihat penurunan angka stunting secara nasional, upaya lebih intensif diperlukan agar target penurunan dapat tercapai,” tambahnya.
Saat Rakornas, diserahkan penghargaan dan insentif fiskal kepada daerah dan desa yang menunjukkan kinerja baik dalam upaya penurunan stunting serta yang berhasil menurunkan angka stunting secara signifikan.
Provinsi Sultra mendapatkan Insentif Fiskal dengan Kategori Kinerja Penggunaan Produk Dalam Negeri sebesar Rp5.357.771.000.
Selanjutnya, Wapres memberikan arahan kepada para peserta Rakornas. Ia menegaskan bahwa stunting adalah isu krusial yang berdampak pada kualitas SDM Indonesia di masa depan, sehingga penanganannya harus terintegrasi dan berkelanjutan.
Untuk keberlanjutan program ke depan, Wapres memberikan arahan kepada Pemangku Kepentingan. Antara lain meminta agar evaluasi program sebelumnya dijadikan sebagai masukan utama bagi perbaikan program ke depan. Menginstruksikan agar koordinasi lintas sektor terus diperkuat baik di pusat maupun daerah melalui pembagian peran yang jelas. Meminta diseminasi pemahaman tentang stunting yang benar kepada masyarakat terus digalakkan. Karena menurutnya, sebagian masyarakat saat ini masih memiliki pemahaman yang keliru terkait stunting.
Sementara itu, Pj Gubernur Sulawesi Tenggara, Andap Budhi Revianto mengajak komitmen bersama dalam percepatan penurunan stunting di Provinsi Sultra.
“Sesuai arahan Bapak Wapres, mari kita lanjutkan program dari tingkat provinsi hingga desa, memastikan bahwa program-program yang ada berjalan dengan baik dan tepat sasaran. Saya mengajak komitmen kita bersama,” tegasnya.
Ia menekankan pentingnya kolaborasi dan sinergi dalam menangani masalah stunting serta mengajak seluruh elemen masyarakat Sultra untuk bersama-sama berkerja keras untuk membebaskan anak-anak Sulawesi Tenggara dari stunting.
“Mari kita semua berkerja keras untuk bebaskan anak-anak Sulawesi Tenggara dari stunting,” tegasnya. (*)
Redaksi
Komentar